Menolong Anak Belajar Mengendalikan diri
Dengan belajar mengendalikan diri, anak-anak bisa membuat keputusan yang tepat dan menanggapi situasi yang menekan dengan cara-cara yang bisa memberikan hasil positif.
Contohnya, bila Anda mengatakan bahwa Anda tidak akan menyajikan es krim sampai setelah makan malam, anak Anda mungkin menangis, membuat alasan, atau bahkan berteriak dengan harapan Anda akan memberi mereka es krim. Tetapi dengan pengendalian diri, anak Anda bisa memahami bahwa emosi yang meledak-ledak tidak akan membuat Anda memberikan es krim, sehingga akan lebih bijaksana bila menunggu dengan sabar.
Berikut beberapa saran tentang bagaimana menolong anak-anak Anda belajar mengendalikan tingkah laku mereka.
Anak baru lahir sampai usia 2 tahun. Bayi dan balita bisa frustasi karena besarnya jarak antara hal-hal yang mereka inginkan dan apa
- yang dapat mereka lakukan. Sering kali, ledakan emosi merupakan respons mereka ketika menghadapi hal tersebut. Mereka juga kadang mencoba melindungi emosi mereka dengan merusak mainan kecil mereka atau kegiatan-kegiatan lain. Bagi anak-anak yang menginjak usia 2 tahun, cobalah untuk memberikan waktu menyendiri sebentar di suatu tempat tertentu -- seperti di kursi dapur atau anak tangga yang paling bawah -- untuk menunjukkan konsekuensi dari ledakan emosi, dan ajarkan bahwa lebih baik menyendiri sebentar daripada meledakkan kemarahan.
- Anak usia 3 -- 5 tahun. Anda bisa saja terus menggunakan waktu menyendiri. Namun, daripada memaksakan batas waktu tertentu, hentikan waktu menyendiri saat anak sudah mulai tenang. Ini membantu anak-anak meningkatkan tingkat pengendalian diri mereka. Pujilah mereka agar tidak kehilangan kendali dalam situasi yang membuat frustasi atau sulit.
- Anak usia 6 -- 9 tahun. Saat anak masuk sekolah, mereka bisa memahami konsekuensi yang diberikan dengan lebih baik, dan mereka bisa memilih tingkah laku yang baik dan yang tidak baik. Anak Anda mungkin bisa terbantu dengan membayangkan suatu tanda berhenti yang harus dipatuhi dan memikirkan keadaan tertentu sebelum memberikan respons. Doronglah anak Anda untuk melalui situasi yang membuat frustasi selama beberapa menit untuk menenangkan diri, dan bukannya malah meledakkan emosinya.
- Anak usia 10 -- 12 tahun. Anak-anak yang lebih besar biasanya bisa lebih baik dalam memahami perasaan mereka. Doronglah mereka untuk memikirkan apa yang menyebabkan mereka kehilangan kendali dan ajak mereka menganalisanya. Jelaskanlah, terkadang situasi-situasi yang pada awalnya membuat sedih, dapat berakhir dengan sangat berantakan. Bujuklah anak untuk meluangkan waktu sebentar sebelum meresponi suatu situasi.
- Anak usia 13 -- 17. Pada usia ini, anak-anak seharusnya dapat mengendalikan sebagian besar tindakan mereka. Tetapi, ingatkan para remaja untuk memikirkan konsekuensi jangka panjangnya. Bujuklah mereka supaya berhenti sejenak untuk mengevaluasi situasi yang menyedihkan itu sebelum memberikan respons dan bicarakanlah masalah-masalahnya daripada kehilangan kendali, membanting pintu, atau berteriak. Bila perlu, disiplinkan anak remaja Anda dengan memberikan hak istimewa untuk menguatkan pesan bahwa pengendalian diri adalah keterampilan yang penting.
Saat Anak-Anak Lepas Kendali
Berikan contoh yang baik untuk anak-anak Anda dengan menunjukkan cara-cara yang sehat dalam memberikan reaksi atas situasi yang membuat mereka stres. Sesulit apa pun, tetaplah berusaha untuk tidak berteriak saat Anda sedang mendisplin anak-anak Anda. Sebaliknya, cobalah untuk tegas dan fokus pada masalah.
Saat anak Anda sudah mulai tenang, tetaplah tenang dan jelaskan bahwa berteriak, emosi yang meledak, dan membanting pintu adalah perilaku yang tidak dapat diterima dan ada konsekuensinya -- lalu katakan apa konsekuensinya.
Tindakan Anda bisa menunjukkan bahwa kemarahan bukanlah cara yang tepat bagi anak-anak untuk meminta sesuatu. Contohnya, bila anak Anda marah di toko serbaada setelah Anda menjelaskan mengapa Anda tidak mau membelikan permen untuknya, jangan menyerah -- hal ini menunjukkan bahwa kemarahan adalah sesuatu yang tidak dapat diterima dan tidak efektif untuk mereka lakukan.
Bila anak Anda sering kehilangan kendali dan terus mendebat/membantah, antisosial, atau impulsif, atau bila kemarahannya lebih dari 10 menit, bicarakan hal ini dengan dokter anak Anda. Bicarakan pula dengan dokter bila kemarahan anak Anda yang masih sekolah itu disertai dengan:
- kegelisahan/keresahan,
- sikap impulsif,
- sikap menentang,
- kesulitan dalam berkonsentrasi,
- harga diri yang rendah, atau
- menurunnya prestasi di sekolah.
Pertimbangkan untuk berbicara dengan guru anak Anda tentang susunan ruang kelas dan tingkah laku yang tepat seperti yang diharapkan. Juga, lihatlah pada tindakan Anda sendiri apakah Anda sedang mengatasi sebaik mungkin situasi yang membuat stres. Bila tidak, Anda mungkin ingin bertanya kepada dokter Anda apakah diperlukan konseling keluarga. dan artikel ini akau ambil dari eramuslim, smoga bermanfaat...Amiin
2. Menekankan pada diri kita untuk rajin mengulang materi yang diajarkan guru dan membaca buku-buku untuk sampingan pengetahuan umum.
3. Sediakan waktu luang untuk santai guna memberi kesempatan pada otak untuk istirahat dan rileks, membaca buku ringan, nonton, rekreasi atau berinteraksi pada teman-teman tidak boleh dilupakan
4. Saat ulangan tetap percaya diri, tidak usah terburu-buru keluar kelas sekalipun semua jawaban sudah diselesaikan.
5. Tanamkan dalam diri bahwa belajar adalah suatu kewajiban, sebab dengan belajar kita bisa mengembangkan diri.
6. Jangan pernah menyesali kebodohan, yang benar adalah berusaha untuk pintar dengan rajin belajar
7. Miliki motivasi diri yang kuat, bahwa keberhasilan itu sesuatu yang membahagiakan, untuk meraihnya harus belajar dengan sungguh-sungguh.
8. Bercermin dari keberhasilan orang lain, bila perlu minta saran atau nasehat dari mereka untuk kemajuan diri sendiri
9. Semua orang punya kesempatan untuk meraih sukses, untuk itu perlu kesungguhan
10. Membuat ringkasan dari beberapa materi lalu dibuat resume, agar memudahkan menghafal materi. dan melatih menguatkan memori otak.
TIPS MEMBAT ANAK MENJADI CERDAS.
Tips bagaimana cara membuat anak cerdas dan pintar dan terapi mendidik anak jenius, mencetak anak cerdas pintar dan jenius sebenarnya bukan hal yang nudah di lakukan tetapi sangat bisa di lakukan, tergantung dari niat orang tua untuk menididik dan menerapkannya.
Cara membuat anak jebius sebenarnya cara terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana tingkat kecerdasan anak dan daya tangkap anak, lalu lakukan pola sepeti apa yang anak bisa tangap dengan cepat, karena ciri anak cerdas adalah anak yang cepat berkembang dan memiliki kreatifitas yang tinggi dan juga suka bekerja sama.
Mencetak anak cerdas dan jenius bisa di lakukan saat anak masih di dalam kandungan yaiut caranya sang ibu setiap hari di terapi mendengarkan lagu-lagu klasik, menurut ilmu ha itu sangat membantu sekali untuk mendapatkan anak pintar.
Pola tidur sehat 11 jam bis amembuat anak cerdas, hal ini adalah hasil penelitian dari ahli amerika mereka yang istirahatnya selalu terjadwal memiliki kemampuan bahasa, membaca dan matematika yang lebih baik di sekolah.
Silahkan kenali anak anda agar anda bisa menerapkan cara membuat anak cerdas pintar dan jenius.
Tips menjadi juara kelas
Ada beberapa kiat menjadi juara kelas, berikut rangkuman kiat-kiatnya :
1. Berdoa pada Allah atas usaha yang dilakukan, mohon berkah dari Allah agar apa yang dilakukan mendapat ridho, terutama pada orang tua, harus selalu minta doa restu.2. Menekankan pada diri kita untuk rajin mengulang materi yang diajarkan guru dan membaca buku-buku untuk sampingan pengetahuan umum.
3. Sediakan waktu luang untuk santai guna memberi kesempatan pada otak untuk istirahat dan rileks, membaca buku ringan, nonton, rekreasi atau berinteraksi pada teman-teman tidak boleh dilupakan
4. Saat ulangan tetap percaya diri, tidak usah terburu-buru keluar kelas sekalipun semua jawaban sudah diselesaikan.
5. Tanamkan dalam diri bahwa belajar adalah suatu kewajiban, sebab dengan belajar kita bisa mengembangkan diri.
6. Jangan pernah menyesali kebodohan, yang benar adalah berusaha untuk pintar dengan rajin belajar
7. Miliki motivasi diri yang kuat, bahwa keberhasilan itu sesuatu yang membahagiakan, untuk meraihnya harus belajar dengan sungguh-sungguh.
8. Bercermin dari keberhasilan orang lain, bila perlu minta saran atau nasehat dari mereka untuk kemajuan diri sendiri
9. Semua orang punya kesempatan untuk meraih sukses, untuk itu perlu kesungguhan
10. Membuat ringkasan dari beberapa materi lalu dibuat resume, agar memudahkan menghafal materi. dan melatih menguatkan memori otak.
Karya : SD BAPTIST MANGGAR
Dalam sebuah karya pemikiran yang pernah saya tulis, tentang Menulis Untuk Menggugah. Sedikit menyinggung, bahwa menulis adalah ruang ekspresi untuk menyentuh alam kritis manusia. Andrias Harefa pernah memberi 12 (dua belas) daftar alasan sederhana, kenapa seseorang harus menulis. Salah satu yang berkaitan dengan konteks artikel kali ini, yaitu
“Dengan Menulis Anda mencari jawaban atas sebuah pertanyaan. Dan anda akan menemukan pertanyaan baru untuk anda jawab”
Substansi alasan yang coba di berikan oleh Andrias Harefa, adalah adanya proses belajar disitu.
Orang pintar makin pintar, karena ciri yang melekat pada kepribadiannya adalah kemauan yang tinggi untuk terus belajar. Tetap bersemangat mencari jawaban atas apa yang tidak diketahuinya. Menggali, mempelajari, sampai pada titik memahami dan implementasi.
Jika di ringkas ciri-ciri orang pintar kurang lebih seperti ini,
• Keinginan Yang Tinggi Untuk Belajar
• Menyadari Kekurangannya Sebagai Manusia
• Terbuka Terhadap Pembaharuan
Orang pintar mampu menyadari bahwa semakin banyak yang di ketahui, justru semakin banyak yang tidak diketahui. Karena pertanyaan yang ada pun semakin banyak, bahkan makin kompleks. Akibatnya “jawaban-jawabannya akan semakin imajinatif, dan kaya akan sumber-sumber pengetahuan yang memuaskan.
Jadi kita tidak pantas heran, kenapa orang pintar makin pintar. Mungkin juga kenapa orang kaya makin kaya. Karena ada proses belajar yang dilalui secara tekun dan terarah.
Satu pesan untuk kita semua “Yuk belajar lagi………”
Kenapa Orang Pintar makin PINTAR?
Dalam sebuah karya pemikiran yang pernah saya tulis, tentang Menulis Untuk Menggugah. Sedikit menyinggung, bahwa menulis adalah ruang ekspresi untuk menyentuh alam kritis manusia. Andrias Harefa pernah memberi 12 (dua belas) daftar alasan sederhana, kenapa seseorang harus menulis. Salah satu yang berkaitan dengan konteks artikel kali ini, yaitu
“Dengan Menulis Anda mencari jawaban atas sebuah pertanyaan. Dan anda akan menemukan pertanyaan baru untuk anda jawab”
Substansi alasan yang coba di berikan oleh Andrias Harefa, adalah adanya proses belajar disitu.
Orang pintar makin pintar, karena ciri yang melekat pada kepribadiannya adalah kemauan yang tinggi untuk terus belajar. Tetap bersemangat mencari jawaban atas apa yang tidak diketahuinya. Menggali, mempelajari, sampai pada titik memahami dan implementasi.
Jika di ringkas ciri-ciri orang pintar kurang lebih seperti ini,
• Keinginan Yang Tinggi Untuk Belajar
• Menyadari Kekurangannya Sebagai Manusia
• Terbuka Terhadap Pembaharuan
Orang pintar mampu menyadari bahwa semakin banyak yang di ketahui, justru semakin banyak yang tidak diketahui. Karena pertanyaan yang ada pun semakin banyak, bahkan makin kompleks. Akibatnya “jawaban-jawabannya akan semakin imajinatif, dan kaya akan sumber-sumber pengetahuan yang memuaskan.
Jadi kita tidak pantas heran, kenapa orang pintar makin pintar. Mungkin juga kenapa orang kaya makin kaya. Karena ada proses belajar yang dilalui secara tekun dan terarah.
Satu pesan untuk kita semua “Yuk belajar lagi………”
Ciri ciri orang berEQ rendah
Kecerdasan emosi merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam kehidupan, saya sendiri memiliki pengalaman ketika bersekolah dahulu, banyak dari teman saya yang notabene "orang-orang pintar" dengan nilai pelajaran ilmu logika dan matematika yang lumayan, juga ada teman-teman saya yang "biasa-biasa" saja namun dalam pergaulan sangat baik sekali. Dan ternyata sekarang banyak dari teman-teman saya yang"biasa-biasa" saja itu jauh lebih sukses dari mereka yang ber"IQ" tinggi, meskipun hal ini tidak dapat dijadikan alasan sepenuhnya tetapi setidaknya dapat kita ambil kesimpulan ternyata "IQ tinggi" saja tidak cukup tetapi diperlukan "EQ tinggi" agar kesuksesan hidup dapat dicapai.
EQ atau kecerdasan emosi sangat berperan penting terhadap apa yang akan kita capai, berikut ini ada beberapa ciri-ciri orang yang ber-EQ rendah dan semoga kita dapat menghindari sifat ini sehingga kita dapat melaju sukses dalam kehidupan.
Ciri-ciri EQ rendah:
1. Cenderung egois, berorientasi pada kepentingan sendiri dan kepuasan pribadi terkadang merasa puas bila mampu menghina atau mengalahkan orang lain. semakin bingung, semakin panik orang lain semakin senanglah ia. Orang-orang seperti ini biasanya menciptakan rasa kemenangan dengan membuat penderitaan atau kesulitan orang lain.
2. Pendengar yang buruk, lebih suka berbicara, senangnya interupsi dan sangat menyukai perdebatan, baginya saya selalu benar. padahal Tuhan telah mengaruniakan kita satu mulut dan dua telinga sebagai bukti kalau kita diperintahkan untuk lebih banyak mendengar.
3. Negatif di mata orang banyak, biasanya orang yang ber EQ rendah memiliki penilaian negatif di lingkungan sekitarnya, hampir setiap orang tidak menyukainya.
4. Melihat masalah dari pikiran, bukan perasaan, biasanya mereka terlalu kaku dalam menegakkan aturan, banyak hal yang tidak prinsipil dibahas terlalu detail sehingga menimbulkan konflik yang tidak perlu.
5. Merasa tidak aman dan sulit menerima kesalahan diri, sulit meminta maaf secara tulus sebaliknya sulit menerima keberhasilan orang lain.
Demianlah ciri-ciri orang yang ber-EQ rendah, semoga kita dapat mengkoreksi diri kita dan menghindari sifat-sifat diatas.
Dongeng Indonesia Pendek
Dongeng Indonesia Pendek – Di sebuah hutan belantara yang lebat, tinggalah sekumpulan burung parkit yang hidup damai dan tentram, yang dipimpin oleh seekor raja burung bernama Raja Parakeet. Setiap hari mereka ramai bernyanyi saling bersahutan sambil berpindah-pindah dari satu ranting ke ranting yang lain. Satu sama lain saling menyayangi dan tidak pernah berebutan dalam mencari makan. Itu berkat kemampuan raja Parakeet dalam memimpin rakyatnya untuk senantiasa saling bekerja sama.Suatu hari ketentraman mereka terusik karena mereka mendengar kabar bahwa hutan mereka kedatangan seorang pemburu burung. Sudah banyak burung yang ditangkap olehnya. Meskipun tempat tinggal mereka jauh di dalam hutan, namun tidak menutup kemungkinan pemburu itu akan segera mengetahui keberadaan mereka.
“Aduh bagaimana ini? Kita tidak bisa leluasa mencari makan. Salah-salah nanti kita menginjak perekat yang dipasang si pemburu. Kalau kita tertangkap, bagaimana nasib anak-anak kita yang masih kecil?� keluh seekor ibu burung kepada suaminya.
“Aku juga bingung bu! Tapi bagaimana lagi, kita harus tetap keluar mencari makan kalau tidak ingin anak kita mati kelaparan. Tapi kita harus ekstra hati-hati agar tidak terjebak oleh perangkap pemburu,� jawab suaminya.
“Aku dengar pemburu itu sudah semakin dekat dengan rumah kita! Beberapa burung nuri memberitahuku. Sudah banyak yang tertangkap!� kata burung lainnya.
Rakyat burung parkit semakin resah. Apalagi beberapa hari kemudian mereka melihat pemburu itu datang di sekitar rumah mereka dan mulai memasang perekat di ranting-ranting pohon untuk menangkap mereka. Alhasil banyak burung parkit yang terjebak dan menempel pada perekat si pemburu. Mereka menangis menyadari hidup mereka terancam. Tidak terkecuali raja Parakeet, ia pun terjebak. Namun ia berusaha menenangkan rakyatnya.
“Jangan panik rakyatku! Pemburu itu tidak akan membunuh kita. Buktinya ia hanya memasang perekat untuk menjebak kita. Berarti ia hanya ingin menangkap kita hidup-hidup!� seru raja Parakeet.
“Tapi apa gunanya hidup! Anakku baru menetas dan sekarang mereka pasti sedang menangis kelaparan menungguku!� tangis seekor ibu burung.
“Dengarkan aku wahai rakyatku!� seru raja Parakeet. “Kita harus bersabar sebentar. Esok, si pemburu pasti akan kembali untuk mengambil kita…�
Serentak semua burung menjerit dan menangis.
“Tenanglah dulu!� teriak raja Parakeet. “Kita akan mengatur strategi.�
“Maksud Tuan?� tanya rakyatnya.
“Kita akan berpura-pura mati!� kata raja Parakeet.
“Berpura-pura mati? Untuk apa Tuan. Toh aku akan mati kalau terpisah dengan anakku,� kata seekor ibu burung.
“Tentu saja untuk mengelabui si pemburu. Pemburu itu ingin menangkap kita hidup-hidup, jadi kita tidak berguna buatnya kalau kita semua mati. Besok ia pasti datang dan melepaskan kita satu persatu dari perangkap ini. Tunggulah aba-abaku! Dalam hitungan yang keseratus, lalu kita semua terbang bersama-sama,� kata raja Parakeet.
“Oooohhh…ya ya ya kami mengerti!� jawab semua rakyatnya.
Esoknya si pemburu datang. Ia memeriksa tangkapannya satu persatu sambil melepaskannya dari perangkapnya. Ia kecewa karena semua burung tangkapannya tidak bergerak.
“Apa mereka mati ya?� tanya si pemburu dalam hati.
Sementara itu rakyat Parkit menunggu aba-aba rajanya dengan cemas dan tak sbar. Malang ketika pemburu hendak melepaskan burung terakhir yang tak lain adalah raja Parakeet, ia terpeleset. Rakyat parkit terkejut dan serentak terbang tanpa menunggu aba-aba. Pemburu juga terkejut melihat buruannya yang disangkanya mati ternyata kabur. Tinggal raja Parakeet yang masih menempel di perangkapnya. Pemburu memegangnya dengan marah.
“Hah! Ternyata kalian menipuku. Rasakan! Kau akan mati di tanganku!� seru Pemburu.
“Jangan! Jangan bunuh aku Tuan! Aku berjanji kalau kau melepaskanku, aku akan menghiburmu. Aku akan menyanyi untukmu setiap hari,� janji raja Parakeet.
Pemburu berpikir sejenak.
“Baiklah! Kita lihat, apakah kau mampu menghiburku. Awas kalau suaramu jelek, aku tidak segan-segan menghukummu,� ancam pemburu.
Raja Parakeet dibawa ke rumah pemburu. Di sana ia dibuatkan tempat untuk bertengger. Setiap hari ia bernyanyi untuk menghibur Pemburu. Karena suara raja Parakeet amat merdu, lama-kelamaan Pemburu menyayanginya. Ia selalu membanggakannya dan memamerkannya ke teman-temannya. Banyak yang ingin membelinya tapi Pemburu selalu menolaknya meskipun ditawar dengan harga yang sangat tinggi.
Lama-kelamaan berita burung bersuara merdu itu sampai di telinga raja Aceh. Sebagai raja, ia ingin sekali memilikinya. Maka diutuslah seorang wakilnya untuk membeli burung tersebut. Wakilnya segera pergi ke rumah Pemburu.
“Raja mengutusku untuk memberikan penawaran buat burungmu. Raja akan membelinya dengan harga tinggi,” kata Wakil raja.
“Tapi tuan, aku sama sekali tidak ingin menjualnya,” jawab pemburu.
“Raja pasti sangat kecewa,” ujar Wakil raja membuat Pemburu merasa tidak enak.
“Baiklah!” kata pemburu dengan berat hati. “Raja boleh membelinya.”
Lalu kepada raja Parakeet, Pemburu berkata, “Sobat, aku terpaksa melepasmu. Baik-baiklah kau di istana. Aku pasti merindukanmu.”
Singkat cerita kini raja Parakeet tinggal di istana. Raja secara khusus membuatkan sebuah sangkar yang terbuat dari emas. Seorang perawat yang sangat ahli dalam merawat burung ditugaskan untuk merawatnya. Pendek kata hidup raja Parakeet sangat menyenangkan. Benarkah? Ternyata tidak. Karena raja Parakeet selalu ingat tempat tinggalnya sendiri di hutan sana. Teringat akan rakyatnya yang menunggunya. Hal itu membuat raja Parakeet menjadi murung. Makanan yang disediakan untuknya, sedikit pun tidak disentuhnya. Kini ia tidak mau lagi membuka mulutnya, apalagi bernyanyi untuk menghibur raja Aceh. Raja heran melihat perubahan tersebut. Ia memanggil perawatnya.
“Kenapa burung kesayanganku jadi pendiam begitu? Apakah ia sakit?” tanya raja Aceh.
“Ampun Tuan, hamba pun tidak mengerti. Semua kebutuhan dan kesehatannya selalu saya cek dengan seksama. Tidak ada yang salah dengan tubuhnya. Tapi sepertinya ia banyak pikiran,” jawab Perawat.
Raja tidak mengerti bagaimana seekor burung bisa punya banyak pikiran.
“Ternyata hewan pun punya masalah juga?” pikir Raja sambil geleng-geleng kepala.
Beberapa hari kembudian raja Parakeet mendapat ide.
“Ah, kenapa aku tidak pura-pura mati lagi,” pikirnya. “Raja akan melepaskanku kalau aku mati.”
Maka tanpa membuang waktu raja Parakeet segera berpura-pura mati. Perawatnya bergegas melaporkan berita itu kepada raja Aceh. Raja Aceh sangat sedih mendengarnya. Ia sebenarnya sangat menyayanginya.
“Siapkan acara penguburan untuknya! Ia harus dikuburkan seperti layaknya keluarga raja,” perintah raja Aceh.
Raja Aceh sendiri yang memimpin upacara penguburan tersebut. Setelah kuburan disiapkan, seorang prajurit yang membawa tubuh raja Parakeet meletakannya di tanah. Raja Parakeet tanpa membuang waktu segera mengepakkan sayapnya dan terbang tinggi secepat kilat.
“Horeeeee aku bebaaaassss…!” teriaknya.
Sementara raja Aceh dan para pengawalnya terkesima menyaksikan peristiwa itu, namun akhirnya mereka tertawa begitu menyadari mereka telah tertipu oleh seekor burung.
Raja Parakeet terbang dengan gembira menuju hutan tempat tinggalnya. Rakyatnya menyambut raja mereka dengan penuh suka cita. Demikianlah akhirnya raja Parakeet kembali berkumpul dengan rakyatnya dan hidup bahagia.
Karya SD Baptist Manggar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar